Jumat, 22 Maret 2013
Kamis, 07 Maret 2013
Kebanyakan dari kita, mungkin beranggapan bahwa ibadah hanyalah sebatas pada shalat, puasa, haji, dan zakat. Padahal ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai oleh Allah dan yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satu ibadah yang telah diremehkan oleh sebagian kaum muslim adalah menjaga adab-adab yang telahdiajarkan oleh Islam.
Adab-adab tersebut memang terkesan sepele, tetapi jika kita mengamalkannya dengan niat beribadah dan dengan niat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, amal tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah Ta’ala. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan
mendapatkan hasil sesuai dengan
niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Salah satu adab islami yang sudah banyak ditinggalkan kaum muslimin adalah adab ketika bersin dan menguap. Banyak kaum muslimin saat ini yang tidak mengetahui adab ini.
Ketika bersin, banyak di antara
mereka yang tidak mengucapkan “alhamdullillah”. Mungkin itu disebabkan mereka lupa atau tidak mengetahui keutamaannya.
Demikian pula ketika ia menguap, seharusnya seorang muslim menahannya semampu mungkin.
Akan tetapi, banyak dari kita, membuka mulut lebar-lebar saat menguap, sehingga semua orang pun bisa melihat seluruh isi mulutnya.
Ada pula yang ketika menguap, mengucapkan ta’awudz, padahal perbuatan semacam ini sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sesungguhnya jika seorang muslim mengetahui betapa besar pahala yang akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika seorang muslim meneladani Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam maka sudah pasti manusia akan berlomba-lomba melaksanakan adab-adab yang telah diajarkan oleh Islam ini. Meskipun hal tersebut dalam perkara yang remeh di mata manusia.
Sesungguhnya Allah Membenci Menguap
Jika kita mengaku muslim dan mencintai Allah, maka salah satu konsekuensinya adalah mencintai segala sesuatu yang dicintai oleh Allah, serta membenci dan menjauhi segala sesuatu yang dibenci oleh Allah. Salah satu perkara yang dibenci oleh Allah adalah menguap.
Seperti yang diriwayatkan oleh :
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai
bersin
dan benci terhadap menguap. Maka apabila ia bersin,
hendaklah ia memuji Allah (dengan mengucapkan ‘Alhamdullillah’).
Dan merupakan kewajiban bagi setiap
muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya.
Adapun menguap, maka ia berasal dari setan. Hendaklah setiap muslim berusaha untuk menahannya sebisa
mungkin, dan apabila mengeluarkan suara ‘ha’, maka saat itu setan menertawakannya.” (HR Bukhari)
Allah membenci menguap karena menguap adalah aktivitas yang membuat seseorang banyak makan, yang pada akhirnya membawa pada kemalasan dalam beribadah.
Menguap adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, terlebih-lebih ketika pada waktu shalat. Para nabi tidak
pernah menguap, dikarenakan menguap adalah salah satu aktivitas yang dibenci oleh Allah.
Tahanlah Semampumu
Jika seseorang ingin menguap, maka hendaklah dia menahannya sebisa mungkin, atau dengan menutup jalan terbukanya mulut dengan menggunakan tangannya. Hal ini sesuai dengan hadits yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menguap adalah dari setan, maka jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya sedapat mungkin.” (HR Muslim)
Ketika seseorang ingin menguap hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangan kiri, karena menguap adalah salah satu perbuatan yang buruk.
Sesungguhnya Allah Mencintai Orang yang Bersin
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai bersin.” (HR Bukhari)
Bersin merupakan sesuatu yang disukai karena bersin dapat menyehatkan badan dan menghilangkan keinginan untuk selalu mengenyangkan perut, serta dapat membuat semangat untuk beribadah.
Adapun menguap, maka ia berasal dari setan. Hendaklah setiap muslim berusaha untuk menahannya sebisa
mungkin, dan apabila mengeluarkan suara ‘ha’, maka saat itu setan menertawakannya.” (HR Bukhari)
Allah membenci menguap karena menguap adalah aktivitas yang membuat seseorang banyak makan, yang pada akhirnya membawa pada kemalasan dalam beribadah.
Menguap adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, terlebih-lebih ketika pada waktu shalat. Para nabi tidak
pernah menguap, dikarenakan menguap adalah salah satu aktivitas yang dibenci oleh Allah.
Tahanlah Semampumu
Jika seseorang ingin menguap, maka hendaklah dia menahannya sebisa mungkin, atau dengan menutup jalan terbukanya mulut dengan menggunakan tangannya. Hal ini sesuai dengan hadits yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menguap adalah dari setan, maka jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya sedapat mungkin.” (HR Muslim)
Ketika seseorang ingin menguap hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangan kiri, karena menguap adalah salah satu perbuatan yang buruk.
Sesungguhnya Allah Mencintai Orang yang Bersin
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai bersin.” (HR Bukhari)
Bersin merupakan sesuatu yang disukai karena bersin dapat menyehatkan badan dan menghilangkan keinginan untuk selalu mengenyangkan perut, serta dapat membuat semangat untuk beribadah.
Sumber : muslimah.or.id
Minggu, 03 Maret 2013
PACARAN sama dengan ZINA
Seorang wanita berkata:
"Janganlah kau mengajakku mendekati zina (berpacaran)!!! Inilah hakikat PACARAN. Pria yang memacari wanita sebenarnya cintanya tidak tulus yang ada hanyalah nafsu dan hasrat pribadi. BUKTINYA dia tidak peduli jika wanita yang dipacarinya celaka dan masuk neraka bahkan dirinya pun terancam hal yang sama, asalkan dirinya bisa bersenang – senang dengan wanita tersebut. Jadi sudah jelas cintanya itu palsu dan hanya nafsu saja. Dia hanyalah seorang pria PENGECUT bila tak ingin disebut penjahat. Pengecut yang berani berbuat dan tak berani bertanggung jawab".
Kehidupan seorang muslim atau
muslimah tanpa pacaran adalah hambar, begitulah kata mereka. Kalau dikatakan
nggak usah kamu pacaran maka serentak ia akan mengatakan "Lha kalo nggak
pacaran, gimana kita bisa ngenal calon pendamping kita?". kalo dikatakan
pacaran itu haram akan dikatakan, "pacaran yang gimana dulu.".
Beginilah keadaan kaum muda sekarang, racun syubhat, dan racun membela hawa
nafsu sudah menjadi sebuah hakim? akan hukum halal-haram, boleh dan tidak.
Tragis memang kondisi kita ini, terutama yang muslimah. Mereka para muslimah
kebanyakan berlomba-lomba untuk mendapatkan sang pacar atau sang kekasih, apa
sebabnya, "Aku takut nggak dapat jodoh". Muslimah banyak ketakutannya
tentang calon pendamping, karena mereka tahu bahwa perbandingan laki-laki dan
perempuan adalah 1 : 5. Tapi apakah jalan pacaran sebagai penyelesaian ?
Jawabnya Tidak. Bagaimana bisa, kita ikuti selengkapnya pembahasan ini sebagai
berikut, (diambil dari buku Pacaran dalam Kacamata Islam karya Abdurrahman
al-Mukaffi)
Dikatakan beliau bahwa? pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal dan serasi bagi masing-masing pihak. Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini tidak lebiih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan
Hal ini tercermin dari anggapan mereka bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat-sifat sebagai berikut :
Dikatakan beliau bahwa? pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal dan serasi bagi masing-masing pihak. Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini tidak lebiih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan
Hal ini tercermin dari anggapan mereka bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat-sifat sebagai berikut :
Mereka merasa beruntung sekali jika selalu dapat berduaan, dan berpisah dalam waktu pendek saja tidak tahan rasanya. Dan keduanya merasa satu sama lain saling memerlukan.
Mereka merasa cocok satu sama lainnya. Karena segala permasalahan yang sedang dihadapi dan dirasakan menjadi masalah yang perlu dicari pemecahannya bersama. Hal ini dimungkinkan karena mereka satu dengan lainnya merasa dapat mencapai saling pengertian dalam seluruh aspek kehidupannya.
Mereka satu sama lain senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk menuruti kemauan sang kekasih. Hal ini dimungkinkan karena perasaan cinta yang telah tumbuh secra sempurna dengan pertautan yang kuat.
Tapi tanpa disadari, pacaran itu sendiri telah melambungkan perasaan cinta maki tinggi. Di sisi lain pacaran menjurus pada hubungan intim yang merusak cinta, melemahkan dan meruntuhkannya. Karena pada hakekatnya hubungan intim dalam pacaran adalah tujuan yang hendak dicapai dalam pacaran. Oleh karena itu orang yang pacaran selalu mendambakan kesyahduan. Dengan tercapainya tujuan tersebut kemungkinan tuntutannya pun mereda dan gejolak cintanya melemah. Hingga kebencian menghantui si bunga yang telah layu, karena si kumbang belang telah menghisap kehormatan secara haram.
mereka telah tersosialisasi
dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan
bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan,
bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan
bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala
bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal.
Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata
kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata,
telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib
dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan
muhrimnya, zinanya hati adalah? membayangkan dan menghayal, zinannya tangan
adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi
hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya
segala macam zina ini.
Rasulullah bersabda,
"Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya".
Rasulullah bersabda,
"Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya".
kan pacarannya cuman lewat telfon pak ?
itu pacaran hanya sekedar status yg membedakan ?
itu pacaran hanya sekedar status yg membedakan ?
mau lewat telfon, mau lewat
pesawat, mau lewat internet, mau lewat jendela, sama saja Zinanya mata adalah
berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah?
membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang
bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring
empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Wallahu Aa'lam,,,