Rabu, 18 September 2013

One Time One Choice

                 Hal yang sangat jelas adalah bahwa manusia tidak akan bisa membuat dua pilihan yang sama dalam waktu yang sama. Pilihan itu ibarat fokus pada kamera, kita tidak bisa membuat dua fokus pada gambar yang sama. Ketika Anda membaca tulisan ini, berarti Anda meninggalkan pilihan untuk  melihat paragraf yang ada sebelum dan sesudah tulisan ini. Anda tidak bisa memilih dua hal secara bersamaan.
                Apabila kita memilih untuk belajar masak, berarti pada saat yang sama, kita meninggalkan pilihan untuk menjahit atau pilihan-pilihan lainnya. Ketika kita memilih untuk menjadi beriman maka pada saat yang sama, kita meninggalkan pilihan menjadi orang yang kufur kepada Allah. Apabila kita taat kepada Allah, pada saat yang sama, kita tidak mungkin bermaksiat kepada Allah. Orang yang memilih memasuki surga-Nya maka pada saat yang sama, dia akan terhindar memasuki neraka-Nya. Pada saat kita memilih untuk menjadi aman maka pada saat yang sama pula, kita meninggal pilihan untuk menjadi takut.
Berkata Allah azza waa jalla : “Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seseorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di Dunia, maka Aku akan memberikannya rasa aman di hari Kiamat. Jika ia merasa aman dari-ku di Dunia maka aku memberikan rasa takut kepadanya di hari kiamat” (HR Ibnu Hibban)
Dalam hidup, kita juga selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus dipilih salah satu diantara. Hidup manusia senangtiasa  akan dihadapkan pilihan diantara tujuan dan hambatan. Apabila memilih untuk fokus pada tujuan maka hambatannya tidak akan kita rasakan. Namun, apabila kita memilih untuk fokus pada hambatan maaka tujuannya tidak akan pernah kita capai. Menarik ketika kita mengamati fenomena anak-anak yang bermain sepak bola dan terluka kakinya. Maka lukanya itu tidak akan membuat mereka berhenti bermain. Bahkan, mereka meneruskan permainannya, tanpa merasakan sakit di kakinya. Apa yang terjadi setelah bermain ? . anak itu meraung-raung kesakitan, padahal pada saat ia bermain tidak meraskan kesakitan. Mengapa fenomena ini terjadi ?. jawabannya adalah hidup adalah pilihan !.
Sama seperti Anda dan saya. Dalam semua situasi, kita dihadapkan pada pilihan untuk melihat pada Tujuan (visioner) atau pilihan untuk melihat pada Hambatan  (pragmatis). Apabila kita seorang visioner maka kita tidak akan pragmatis, sebaliknya seseorang yang pragmatis meniscayakan bahwa dia bukan seorang yang visioner. Orang pragmatis selalu menjadikan realitas dan fakta sebagai pembatas dan dasar tindakannya, sementara orang visioner menjadikan keinginan dan harapannya sebagai pembatas dan dasar tindakannya. Oleh karena itulah, seorang pragmatis akan selalu mengubah tujuannya sesuai dengan keadaan, sedangkan seorang visioner akan senagtiasa mengubah fakta agar sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu, wajarlah apabila kita melihat kenyataan bahwa wajah dunia ini dibentuk oleh orang-orang visioner, dan selanjutnya akan diikuti oleh orang-orang pragmatis. Kaum Muslim pun dihadapkan pada dua pilihan, Muslim pragmatis atau Muslim visioner. “Muslim yang menyerah dan berkompromi” atau “Muslim yang konsisten”.
Tujuan seorang Muslim yang sadar akan kehidupannya pastilah menuju surga Allah, yang dalam jalan ini pasti ada banyak penghalang dan hambatan yang merintangi. Dia harus siap dimaki dengan kata-kata tidak pantas, siap dikucilkan karena mereka memegang teguh Islamnya, siap dituduh dengan tuduhan yang kejam dan sinis, siap untuk menganggung beban ekonomi karena banyaknya transaksi haram yang tidak boleh mereka lakukan, siap untuk beribadah kepada Allah dengan ibadah yang total. Bahkan, siap ketika nyawanya diancam karena dia menegakkan perjuangan dan menyeru jihad fii sabilillah. Ini adalah sebagian hambatan yang dihadapi ketika seseorang ingin menuju surga-Nya. Akan tetapi, ketika dia selalu mengingat tujuannya, mengingat janji Allah bahwa Dia akan menganugrahi Muslim dengan surga-Nya maka dia akan selalu bersemangat dalam ibahdanya dan tidak menganggap semua perlakuan jelek kepadanya sebagai beban, melainkan suatu hal yang harus dijalani sebagai konsekuensi menuju surga Allah. Dia tidak akan menyerah pada realitas dan kondisi yang menghalanginya melainkan dia akan mengubah semua itu agar sesuai dengan tujuannya, yaitu Allah swt.
Berbeda halnya dengan seseorang yang tidak mengingat atau tidak mengetahui tujuannya maka cirinya ada dua : Pertama, dia selalu akan mengeluh kepada Allah. Keluhannya pertanda bahwa seseorang tadi menganggap bahwa yang dia lakukan adalah beban, dia selalu mengeluh tentang kesulitan hidupnya, menganggap dirinya paling malang, protes atas ujian-ujian yang Allah berikan kepadanya serta tidak qana’ah (menerima).
Kedua, dia tidak akan Istiqamah dalam kebenaran dan selalu membelokkan langkahnya mengikuti keadaan saat itu, lalu akhirnya menyerah atau berkompromi. Banyak kita saksiakan kaum muslim, aktivis-aktivis Islam, tokoh-tokoh dan cendekiawan Muslim yang awalnya sangat gambling memeperjuangkan Islam dan sangat terjaga perkataan dan aktivitasnya kemudian jauh berubah setelah mereka dihadapkan pada tantangan dan hambatan yang ada. Akhirnya, mereka menjadi oknum-oknum oportunis yang pragmatis sehingga sedikit demi sedikit mereka keluar dari jalur tujuan yang sebenarnya. Padahal, Rasul mencontohkan dengan sangat jelas  bagaimana berpegang pada tujuan dan menjadi visioner ketika menjawab lobi yang dilakaukan oleh pamannya, Abu Thalib yang diminta oleh kafir Quraisy untuk menghentikan Dakwah Tauhid Rasulullah saw dengan imbalan apapun :
“Demi Allah, andai saja mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, (lalu mereka meminta) agar aku meninggalkan urusan (agama) ini, maka demi Allah, sampai urusan (agama) itu dimenangkan oleh Allah, atau aku binasa di jalannya, aku tetap tidak akan meninggalkannya.” (HR Ibn Hisyam)
Sikap Rasul seperti tadi menunjukkan pada kita bahwa Rasullah saw adalah seorang yang sangat fokus pada tujuan yang beliau inginkan, dan tidak berkompromi dengan apapun yang dapat memalingkannya dari tujuan. Iming-iming kekuasaan, harta dan wanita tidak membuat Rasulullah saw bergeming karena beliau sangat memahami ketika beliau mengambil pilihan untuk mengehentikan dakwahnya, lalu mendapatkan keuntungan kekuasaan dan harta, semua itu pasti akan mengalihkannya pada tujuan awal sebenarnya, yaitu Dakwah Tauhid. Oleh karena itu, beliau sangat tegas dengan perkataannya dan menolak untuk berkompromi dan pragmatis.
Kita tidak bisa menyenangkan semua orang pada waktu yang sama, kita harus memilih untuk menyenangkan salah seorang lalu mengecewakan yang lainnya. Apapun yang kita katakan dan lakukan akan selalu menuai pro dan kontra. Memilih menjadi seorang Muslim yang taat memastikan diri kita untuk dibenci oleh orang kafir. Terkadang, kita menyangka kita bisa untuk mengambil dua pilihan sekaligus, mengambil jalan kompromis untuk menyenangkan semua orang, ini tidak dimungkinkan dalam hidup. Menggabungkan diri dengan Muslim yang taat mengharuskan kita untuk meningkatkan keimanan kita. Sedangkan bila menggabungkan diri pada sekelompok orang kafir memastikan kita akan berkompromi dengan mereka, paling tidak bersikap manis dan lembut kepada  mereka.
Hidup adalah pilihan, kita tidak bisa memilih dua hal pada saat bersamaan . tidak ada konsep win-win solution di dalama kebenaran dan kewajiban. Konsep Islam adalah konsep kebenaran yang sangat jelas, take it or leave it, winner take all and loser loose all. Dalam Islam, hanya ada dua pilihan, Islam atau selain Islam. Haq atau bathil. Tidak ada pertengahan di antara keduanya. Allah telah menjamin di dalam Al-Qur’an.
“Barang siapa mencari selain diin Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (TQS Al-Imraan [3] : 85)
Sebagai Contoh : Presiden Palestina, Mahmoud Abbas berkompromi dengan musuh kaum Muslim yang nyata-nyata memborbardir kaum Muslim. G.W. Bush dan Ehud Olmert, maka hasilnya dia kehilangan segalanya dari kehormatan dirinya, agamanya dan dukungan kaum Muslim.
Kita tidak bisa memilih lebih dari satu hal dalam waktu yang bersamaan. Maka ketika kita memilih sesuatu, pilihan itu akan semakin kuat dan menjadi sumber energy yang sangat besar. Pada saat yang sama, selain apa yang kita pilih itu akan menjadi kabur dan terlalaikan. pada saat kita menyampaikan suatu gagasan, salalu ada pro dan kontra, Anda tidak bisa menyenangkan semua orang dengan perkataan Anda, dan Anda tidak akan memiliki cukup waktu untuk membuat semua orang agar menyenagi Anda. Ada sebuah pepatah yang mengatakan “orang yang menginginkan semuanya biasanya tidak akan mendapatkan semuanya”. Selain itu, ada sebuah pepatah yang mengatakan “jangan takut pada pendekar yang memiliki banyak jurus, takutlah dengan pendekar yang hanya memiliki satu jurus”.
Keahlian adalah keadaan seseorang yang telah terbiasa dalam satu pilihan yang dilakukannya secara terus menerus sehingga setiap saraf dan ototnya akan bergerak sesuai kebiasaan yang telah dia buat tadi, dan telah menjadi gerak reflex baginya. Dengan kata lain, seseorang ynag ingin semuanya berarti telah mengarahkan hidupnya menjadi tidak terbiasa dalam satu hal. Dengan kata lain, orang ini kita anggap tidak memiliki keahlian spesial.
“Hidup adalah pilihan dan hanya satu pilihan yang bisa kita buat bila kita memilih yang satu maka kita meninggalkan yang lain”
Setiap kejadian yang terjadi pada diri kita, hakikatnya juga tidak memiliki nilai pada awalnya, sebelum kita memilih  untuk memberikan nilai pada kejadian tersebut. Kitalah yang memilih untuk memberikan nilai pada fakta menurut cara pandang kita. Akhirnya, penilaian kita itulah yang akan menentukan bagaimana cara kita menyikapi fakta tersebut. Pada saat kita bangun  pagi hari, lalu kita menemukan cuaca hujan deras maka hujan deras ini adalah fakta yang belum memiliki nilai, dan nilai fakta ini bergantung pada pilihan Anda dalam menilainya. Anda dapat memilih untuk menilainya dengan negatif dengan berfikir “pagi-pagi sudah hujan, pertanda buruk ini, sepertinya hari ini akan sesuram mendung hujan di pagi hati!”, atau Anda bisa memilih menilainya secara positif dengan berfikir “Subhanallah, berkah Allah pada semua mahluknya, melalui hujan inilah, Allah swt menghidupkan dari yang mati, hujan tanda rezeki dari Allah, hari yang penuh rezeki dimulai sejak awalnya!”.
Bersyukur dan berkeluh kesah adalah pilihan, su’udzann dan khusnul-dzan juga pilihan, yang jelas Anda hanya bisa memilih salah satu di antara dua. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa berkeluh kesah , su’u-dzann, menyesali dengan berlebihan perbuatan yang telah berlalu, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, mebuat alas an-alasan, berandai-andai, dan segala macam tindakan yang lahir dari penilainnya yang buruk tentang fakta, tidak akan membantu mereka dan tidak akan menyelesaikan masalah mereka sedikitpun. Berkeluh kesah dan derivatnya hanya akan membuat pelakunya terperosok kedalam jurang masalah yang lebih dalam, dan yang jelas tidak mungkin orang berkeluh kesah bisa bersyukur.
Rasulullah saw bersabda : “barangsiapa di pagi hari mengeluhkan kesulitan hidupnya (kepada orang lain), maka seakan-akan dia mengeluhkan Rabb-nya. Barang siapa di pagi hari bersedih karena urusan duniawinya, maka sungguh di pagi itu dia tidak puas dengan ketetapan Allah. Dan barang siapa menghormati seseorang karena kekayaannya, sungguh telah lenyap sepertiga agamanya (al-hafidz Ibnu Hajar dalam kitab al-Munabbihat ‘ala ‘isti’dad li Yaum al-Ma’ad)
Hidup adalah pilihan, Anda tidak bisa membuat dua pilihan pada waktu yang sama. Bersyukur maka Anda akan terhindar dari keluh kesah. Taatlah kepada Allah maka keimanan Anda tidak akan menurun. Takutlah kepada Allah, jangan kepada manusia maka kita akan menemukan ketenangan dan kebahagiaan hidup.
Kutipan Buku : (FELIX Y. SIAUW BEYOUND THE INSPIRATION)

1 komentar:

How To Make Money From Betting Online | Worktomakemoney.com
Find the perfect online sports betting tips for today, หารายได้เสริม from beginner to advanced sports bettors. Get exclusive free tips.

Posting Komentar