Rabu, 18 September 2013

One Time One Choice

                 Hal yang sangat jelas adalah bahwa manusia tidak akan bisa membuat dua pilihan yang sama dalam waktu yang sama. Pilihan itu ibarat fokus pada kamera, kita tidak bisa membuat dua fokus pada gambar yang sama. Ketika Anda membaca tulisan ini, berarti Anda meninggalkan pilihan untuk  melihat paragraf yang ada sebelum dan sesudah tulisan ini. Anda tidak bisa memilih dua hal secara bersamaan.
                Apabila kita memilih untuk belajar masak, berarti pada saat yang sama, kita meninggalkan pilihan untuk menjahit atau pilihan-pilihan lainnya. Ketika kita memilih untuk menjadi beriman maka pada saat yang sama, kita meninggalkan pilihan menjadi orang yang kufur kepada Allah. Apabila kita taat kepada Allah, pada saat yang sama, kita tidak mungkin bermaksiat kepada Allah. Orang yang memilih memasuki surga-Nya maka pada saat yang sama, dia akan terhindar memasuki neraka-Nya. Pada saat kita memilih untuk menjadi aman maka pada saat yang sama pula, kita meninggal pilihan untuk menjadi takut.
Berkata Allah azza waa jalla : “Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seseorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di Dunia, maka Aku akan memberikannya rasa aman di hari Kiamat. Jika ia merasa aman dari-ku di Dunia maka aku memberikan rasa takut kepadanya di hari kiamat” (HR Ibnu Hibban)
Dalam hidup, kita juga selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus dipilih salah satu diantara. Hidup manusia senangtiasa  akan dihadapkan pilihan diantara tujuan dan hambatan. Apabila memilih untuk fokus pada tujuan maka hambatannya tidak akan kita rasakan. Namun, apabila kita memilih untuk fokus pada hambatan maaka tujuannya tidak akan pernah kita capai. Menarik ketika kita mengamati fenomena anak-anak yang bermain sepak bola dan terluka kakinya. Maka lukanya itu tidak akan membuat mereka berhenti bermain. Bahkan, mereka meneruskan permainannya, tanpa merasakan sakit di kakinya. Apa yang terjadi setelah bermain ? . anak itu meraung-raung kesakitan, padahal pada saat ia bermain tidak meraskan kesakitan. Mengapa fenomena ini terjadi ?. jawabannya adalah hidup adalah pilihan !.
Sama seperti Anda dan saya. Dalam semua situasi, kita dihadapkan pada pilihan untuk melihat pada Tujuan (visioner) atau pilihan untuk melihat pada Hambatan  (pragmatis). Apabila kita seorang visioner maka kita tidak akan pragmatis, sebaliknya seseorang yang pragmatis meniscayakan bahwa dia bukan seorang yang visioner. Orang pragmatis selalu menjadikan realitas dan fakta sebagai pembatas dan dasar tindakannya, sementara orang visioner menjadikan keinginan dan harapannya sebagai pembatas dan dasar tindakannya. Oleh karena itulah, seorang pragmatis akan selalu mengubah tujuannya sesuai dengan keadaan, sedangkan seorang visioner akan senagtiasa mengubah fakta agar sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu, wajarlah apabila kita melihat kenyataan bahwa wajah dunia ini dibentuk oleh orang-orang visioner, dan selanjutnya akan diikuti oleh orang-orang pragmatis. Kaum Muslim pun dihadapkan pada dua pilihan, Muslim pragmatis atau Muslim visioner. “Muslim yang menyerah dan berkompromi” atau “Muslim yang konsisten”.
Tujuan seorang Muslim yang sadar akan kehidupannya pastilah menuju surga Allah, yang dalam jalan ini pasti ada banyak penghalang dan hambatan yang merintangi. Dia harus siap dimaki dengan kata-kata tidak pantas, siap dikucilkan karena mereka memegang teguh Islamnya, siap dituduh dengan tuduhan yang kejam dan sinis, siap untuk menganggung beban ekonomi karena banyaknya transaksi haram yang tidak boleh mereka lakukan, siap untuk beribadah kepada Allah dengan ibadah yang total. Bahkan, siap ketika nyawanya diancam karena dia menegakkan perjuangan dan menyeru jihad fii sabilillah. Ini adalah sebagian hambatan yang dihadapi ketika seseorang ingin menuju surga-Nya. Akan tetapi, ketika dia selalu mengingat tujuannya, mengingat janji Allah bahwa Dia akan menganugrahi Muslim dengan surga-Nya maka dia akan selalu bersemangat dalam ibahdanya dan tidak menganggap semua perlakuan jelek kepadanya sebagai beban, melainkan suatu hal yang harus dijalani sebagai konsekuensi menuju surga Allah. Dia tidak akan menyerah pada realitas dan kondisi yang menghalanginya melainkan dia akan mengubah semua itu agar sesuai dengan tujuannya, yaitu Allah swt.
Berbeda halnya dengan seseorang yang tidak mengingat atau tidak mengetahui tujuannya maka cirinya ada dua : Pertama, dia selalu akan mengeluh kepada Allah. Keluhannya pertanda bahwa seseorang tadi menganggap bahwa yang dia lakukan adalah beban, dia selalu mengeluh tentang kesulitan hidupnya, menganggap dirinya paling malang, protes atas ujian-ujian yang Allah berikan kepadanya serta tidak qana’ah (menerima).
Kedua, dia tidak akan Istiqamah dalam kebenaran dan selalu membelokkan langkahnya mengikuti keadaan saat itu, lalu akhirnya menyerah atau berkompromi. Banyak kita saksiakan kaum muslim, aktivis-aktivis Islam, tokoh-tokoh dan cendekiawan Muslim yang awalnya sangat gambling memeperjuangkan Islam dan sangat terjaga perkataan dan aktivitasnya kemudian jauh berubah setelah mereka dihadapkan pada tantangan dan hambatan yang ada. Akhirnya, mereka menjadi oknum-oknum oportunis yang pragmatis sehingga sedikit demi sedikit mereka keluar dari jalur tujuan yang sebenarnya. Padahal, Rasul mencontohkan dengan sangat jelas  bagaimana berpegang pada tujuan dan menjadi visioner ketika menjawab lobi yang dilakaukan oleh pamannya, Abu Thalib yang diminta oleh kafir Quraisy untuk menghentikan Dakwah Tauhid Rasulullah saw dengan imbalan apapun :
“Demi Allah, andai saja mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, (lalu mereka meminta) agar aku meninggalkan urusan (agama) ini, maka demi Allah, sampai urusan (agama) itu dimenangkan oleh Allah, atau aku binasa di jalannya, aku tetap tidak akan meninggalkannya.” (HR Ibn Hisyam)
Sikap Rasul seperti tadi menunjukkan pada kita bahwa Rasullah saw adalah seorang yang sangat fokus pada tujuan yang beliau inginkan, dan tidak berkompromi dengan apapun yang dapat memalingkannya dari tujuan. Iming-iming kekuasaan, harta dan wanita tidak membuat Rasulullah saw bergeming karena beliau sangat memahami ketika beliau mengambil pilihan untuk mengehentikan dakwahnya, lalu mendapatkan keuntungan kekuasaan dan harta, semua itu pasti akan mengalihkannya pada tujuan awal sebenarnya, yaitu Dakwah Tauhid. Oleh karena itu, beliau sangat tegas dengan perkataannya dan menolak untuk berkompromi dan pragmatis.
Kita tidak bisa menyenangkan semua orang pada waktu yang sama, kita harus memilih untuk menyenangkan salah seorang lalu mengecewakan yang lainnya. Apapun yang kita katakan dan lakukan akan selalu menuai pro dan kontra. Memilih menjadi seorang Muslim yang taat memastikan diri kita untuk dibenci oleh orang kafir. Terkadang, kita menyangka kita bisa untuk mengambil dua pilihan sekaligus, mengambil jalan kompromis untuk menyenangkan semua orang, ini tidak dimungkinkan dalam hidup. Menggabungkan diri dengan Muslim yang taat mengharuskan kita untuk meningkatkan keimanan kita. Sedangkan bila menggabungkan diri pada sekelompok orang kafir memastikan kita akan berkompromi dengan mereka, paling tidak bersikap manis dan lembut kepada  mereka.
Hidup adalah pilihan, kita tidak bisa memilih dua hal pada saat bersamaan . tidak ada konsep win-win solution di dalama kebenaran dan kewajiban. Konsep Islam adalah konsep kebenaran yang sangat jelas, take it or leave it, winner take all and loser loose all. Dalam Islam, hanya ada dua pilihan, Islam atau selain Islam. Haq atau bathil. Tidak ada pertengahan di antara keduanya. Allah telah menjamin di dalam Al-Qur’an.
“Barang siapa mencari selain diin Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (TQS Al-Imraan [3] : 85)
Sebagai Contoh : Presiden Palestina, Mahmoud Abbas berkompromi dengan musuh kaum Muslim yang nyata-nyata memborbardir kaum Muslim. G.W. Bush dan Ehud Olmert, maka hasilnya dia kehilangan segalanya dari kehormatan dirinya, agamanya dan dukungan kaum Muslim.
Kita tidak bisa memilih lebih dari satu hal dalam waktu yang bersamaan. Maka ketika kita memilih sesuatu, pilihan itu akan semakin kuat dan menjadi sumber energy yang sangat besar. Pada saat yang sama, selain apa yang kita pilih itu akan menjadi kabur dan terlalaikan. pada saat kita menyampaikan suatu gagasan, salalu ada pro dan kontra, Anda tidak bisa menyenangkan semua orang dengan perkataan Anda, dan Anda tidak akan memiliki cukup waktu untuk membuat semua orang agar menyenagi Anda. Ada sebuah pepatah yang mengatakan “orang yang menginginkan semuanya biasanya tidak akan mendapatkan semuanya”. Selain itu, ada sebuah pepatah yang mengatakan “jangan takut pada pendekar yang memiliki banyak jurus, takutlah dengan pendekar yang hanya memiliki satu jurus”.
Keahlian adalah keadaan seseorang yang telah terbiasa dalam satu pilihan yang dilakukannya secara terus menerus sehingga setiap saraf dan ototnya akan bergerak sesuai kebiasaan yang telah dia buat tadi, dan telah menjadi gerak reflex baginya. Dengan kata lain, seseorang ynag ingin semuanya berarti telah mengarahkan hidupnya menjadi tidak terbiasa dalam satu hal. Dengan kata lain, orang ini kita anggap tidak memiliki keahlian spesial.
“Hidup adalah pilihan dan hanya satu pilihan yang bisa kita buat bila kita memilih yang satu maka kita meninggalkan yang lain”
Setiap kejadian yang terjadi pada diri kita, hakikatnya juga tidak memiliki nilai pada awalnya, sebelum kita memilih  untuk memberikan nilai pada kejadian tersebut. Kitalah yang memilih untuk memberikan nilai pada fakta menurut cara pandang kita. Akhirnya, penilaian kita itulah yang akan menentukan bagaimana cara kita menyikapi fakta tersebut. Pada saat kita bangun  pagi hari, lalu kita menemukan cuaca hujan deras maka hujan deras ini adalah fakta yang belum memiliki nilai, dan nilai fakta ini bergantung pada pilihan Anda dalam menilainya. Anda dapat memilih untuk menilainya dengan negatif dengan berfikir “pagi-pagi sudah hujan, pertanda buruk ini, sepertinya hari ini akan sesuram mendung hujan di pagi hati!”, atau Anda bisa memilih menilainya secara positif dengan berfikir “Subhanallah, berkah Allah pada semua mahluknya, melalui hujan inilah, Allah swt menghidupkan dari yang mati, hujan tanda rezeki dari Allah, hari yang penuh rezeki dimulai sejak awalnya!”.
Bersyukur dan berkeluh kesah adalah pilihan, su’udzann dan khusnul-dzan juga pilihan, yang jelas Anda hanya bisa memilih salah satu di antara dua. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa berkeluh kesah , su’u-dzann, menyesali dengan berlebihan perbuatan yang telah berlalu, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, mebuat alas an-alasan, berandai-andai, dan segala macam tindakan yang lahir dari penilainnya yang buruk tentang fakta, tidak akan membantu mereka dan tidak akan menyelesaikan masalah mereka sedikitpun. Berkeluh kesah dan derivatnya hanya akan membuat pelakunya terperosok kedalam jurang masalah yang lebih dalam, dan yang jelas tidak mungkin orang berkeluh kesah bisa bersyukur.
Rasulullah saw bersabda : “barangsiapa di pagi hari mengeluhkan kesulitan hidupnya (kepada orang lain), maka seakan-akan dia mengeluhkan Rabb-nya. Barang siapa di pagi hari bersedih karena urusan duniawinya, maka sungguh di pagi itu dia tidak puas dengan ketetapan Allah. Dan barang siapa menghormati seseorang karena kekayaannya, sungguh telah lenyap sepertiga agamanya (al-hafidz Ibnu Hajar dalam kitab al-Munabbihat ‘ala ‘isti’dad li Yaum al-Ma’ad)
Hidup adalah pilihan, Anda tidak bisa membuat dua pilihan pada waktu yang sama. Bersyukur maka Anda akan terhindar dari keluh kesah. Taatlah kepada Allah maka keimanan Anda tidak akan menurun. Takutlah kepada Allah, jangan kepada manusia maka kita akan menemukan ketenangan dan kebahagiaan hidup.
Kutipan Buku : (FELIX Y. SIAUW BEYOUND THE INSPIRATION)

Jumat, 22 Maret 2013

Posisi Tidur Sehat Ala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam

 
Assalamu'alaikum.
Jam-jam tidur setiap manusia berbeda-beda, tergantung frekuensi kegiatan dan jam-jam sibuk orang itu. Akan tetapi ada waktu, dimana tidur akan membawa mimpi buruk, karena pada saat itu terjadi perpindahan suasana, seperti pada waktu shalat shubuh atau waktu ashar (sore hari).

Selain dosis tidur yang melebihkan, posisi tidur pun mempunyai andil besar dalam menjaga vitalitas kesehatan tubuh. beberapa hal tentang tidur membahayakan bagi kesehatan.

Posisi Tidur terlentang dan menelengkup
Dalam riwayat yang direkam Abu Umamah dalam Musnad dan Sunan Ibnu Majah menyebutkan bahwa nabi pernah lewat di hadapan seorang lelaki yang sedang tidur menelengkup maka beliau menyepaknya dengan kaki beliau sambil bersabda: “bangun dan duduklah! Inilah tidurnya para ahli neraka!”.

Hippocrates menambahkan sikap tidur ini dalam bukunya at-taqdimah yang menyebutkan: “kalau seorang yang sakit tidur menelungkup, padahal pada waktu sehat ia tidak terbiasa tidur demikian. Itu menunjukkan otaknya tidak beres, atau memang ada penyakit di sekitar perutnya.

Waktu Tidur Yang Dianjurkan
Terkait dengan waku tidur, disinyalir bahwa tidur siang menimbulkan penyakit akibat kelembaban tubuh, semisal merusak pigmen tubuh, menyebabkan penyakit empedu, menyebabkan kemalasan dan melelahkan syahwat.

Dalam hal ini, tidur siang digolongkan menjadi tiga macam: khuluq, khuruq, dan humuq.
1. Khuluq adalah tidur di tengah hari. Disebut khuluq (ahklak) karena itu adalah kebiasaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam .
2. Khuruq adalah (perusak) adalah tidur di waktu dhuha (pagi).
3. Humuq (kebodohan) adalah tidur di waktu ashar.

Seorang ahli syair mengatakan: “sesungguhnya tidur di waktu dhuha adalah dapat menyebabkan kemalasan bagi para pemuda, tidur ashar dapat menimbulkan gila”.

Lokasi Tidur yang berbahaya
Tidur dibawah sengatan matahari juga dapat memicu timbulnya penyakit terpendam. Tidur antara sinar matahari dengan tempat teduh juga tidak baik. Diriwayatkan dari Abu Daud dalam sunan-nya dari hadist Abu Hurairah, ia menceritakan: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “kalau salah satu diantara kalian berada dibawah matahari, tiba-tiba terkena teduh sehingga sebagian tubuhnya di bawah sinar matahari dan sebagian lagi ditempat teduh maka hendaknya ia bangkit”.

Secara logis hal ini mudah dipahami, karena cahaya matahari menyebabkan berbagai penyakit seperti tekanan panas klenger (sunstroke), kejang otot (kram), dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang timbul karena cahaya matahari ini memiliki aneka ragam ciri dan gejala, yang untuk lebih detailnya memerlukan penjelasan sendiri.

Tidur mempunyai dua faedah besar.

1. Mengistirahatkan seluruh anggota tubuh sehingga terbebas dari rasa lelah, panic indera juga merasa nyaman, terlepas dari kerja berat saat terjaga dan melenyapkan segala kepenatan ada.

2. Sempurnanya metabolisme makanan dan proses pembakaran. Karena panas alami tubuh pada saat tidur menggelegak keseluruh tubuh sehingga membantu proses tersebut. Dengan demikian secara lahiriah, tubuh menjadi dingin. Dan karena ini pula orang yang tidur cenderung membutuhkan selimut.

Berkenaan dgn cara tata cara tidur, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yg diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim dari bara’ bin azib: “bila kmu akan mendatangi tempat tidur maka berwudhulah seperti wudhu yg kmu laksanakan ketika akan shalat, kemudian berbaringlah diatas bagian tubuh sebelah kanan, lalu ucapkanlah: “ya Allah! Kuserahkan diri kepada-Mu, kuhadapkan waktu kepada-Mu, kuserahkan persoalan kepada-Mu, kuserahkan punggungku kepada-Mu. Tdk ada tempat bersandar dan tempat menyelamatkan diri dari (murka)-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman kpd kitab yg Engkau turunkan & nabi yg Engkau utus”.

Rahasia medis dari posisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah di ungkapkan para ilmuan.
Diantara disebutkan bahwa posisi tidur dengan berbaring ke sebelah kanan berefaedah membantu pencernaan, mengistirahatkan kerja jantung, melemaskan, dan membebaskan anggota tubuh.

Tidur yang paling efesien adalah berbaring ke sebelah kanan agar makanan bisa berada pada posisi yang ‘pas’ dalam lambung yang mengendap secara proposional. Karena lambung cenderung miring ke sebelah kiri sedikit. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengalir ke lever, baru kemudian di lanjutkan dengan berbaring ke sebelah kanan saja agar cepat tersuplai dari lambung.

Jadi berbaring ke sebelah kanan dilakukan di awal tidur dan di akhir tidur. Terlalu banyak berbaring ke sebelah kiri membahayakan jantung dan menyebabkan seluruh organ mengarah ke jantung, sehingga banyak unsur tubuh yang menyerang jantung.
Wallahu a’lam bis showab

Alhamdulillah. Selamat istirahat semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa merahmati.
 Sumber : https://www.facebook.com/SunnahRasulullah.Saw

Kamis, 07 Maret 2013



Penulis: Ummul Husain
Muraja’ah: ustadz Abu Ukkasyah Aris
Munandar

Kebanyakan dari kita, mungkin beranggapan bahwa ibadah hanyalah sebatas pada shalat, puasa, haji, dan zakat. Padahal ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai oleh Allah dan yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satu ibadah yang telah diremehkan oleh sebagian kaum muslim adalah menjaga adab-adab yang telahdiajarkan oleh Islam.

Adab-adab tersebut memang terkesan sepele, tetapi jika kita mengamalkannya dengan niat beribadah dan dengan niat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, amal tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah Ta’ala. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan
mendapatkan hasil sesuai dengan
niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Salah satu adab islami yang sudah banyak ditinggalkan kaum muslimin adalah adab ketika bersin dan menguap. Banyak kaum muslimin saat ini yang tidak mengetahui adab ini.

Ketika bersin, banyak di antara
mereka yang tidak mengucapkan “alhamdullillah”. Mungkin itu disebabkan mereka lupa atau tidak mengetahui keutamaannya.

Demikian pula ketika ia menguap, seharusnya seorang muslim menahannya semampu mungkin.
Akan tetapi, banyak dari kita, membuka mulut lebar-lebar saat menguap, sehingga semua orang pun bisa melihat seluruh isi mulutnya.

Ada pula yang ketika menguap, mengucapkan ta’awudz, padahal perbuatan semacam ini sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sesungguhnya jika seorang muslim mengetahui betapa besar pahala yang akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika seorang muslim meneladani Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam maka sudah pasti manusia akan berlomba-lomba melaksanakan adab-adab yang telah diajarkan oleh Islam ini. Meskipun hal tersebut dalam perkara yang remeh di mata manusia.

Sesungguhnya Allah Membenci Menguap

Jika kita mengaku muslim dan mencintai Allah, maka salah satu konsekuensinya adalah mencintai segala sesuatu yang dicintai oleh Allah, serta membenci dan menjauhi segala sesuatu yang dibenci oleh Allah. Salah satu perkara yang dibenci oleh Allah adalah menguap.

Seperti yang diriwayatkan oleh :
 
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai bersin
 
dan benci terhadap menguap. Maka apabila ia bersin, hendaklah ia memuji Allah (dengan mengucapkan ‘Alhamdullillah’).
 
Dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya.

Adapun menguap, maka ia berasal dari setan. Hendaklah setiap muslim berusaha untuk menahannya sebisa
mungkin, dan apabila mengeluarkan suara ‘ha’, maka saat itu setan menertawakannya.” (HR Bukhari)

Allah membenci menguap karena menguap adalah aktivitas yang membuat seseorang banyak makan, yang pada akhirnya membawa pada kemalasan dalam beribadah.

Menguap adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, terlebih-lebih ketika pada waktu shalat. Para nabi tidak
pernah menguap, dikarenakan menguap adalah salah satu aktivitas yang dibenci oleh Allah.

Tahanlah Semampumu

Jika seseorang ingin menguap, maka hendaklah dia menahannya sebisa mungkin, atau dengan menutup jalan terbukanya mulut dengan menggunakan tangannya. Hal ini sesuai dengan hadits yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menguap adalah dari setan, maka jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya sedapat mungkin.” (HR Muslim)

Ketika seseorang ingin menguap hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangan kiri, karena menguap adalah salah satu perbuatan yang buruk.

Sesungguhnya Allah Mencintai Orang yang Bersin

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai bersin.” (HR Bukhari)

Bersin merupakan sesuatu yang disukai karena bersin dapat menyehatkan badan dan menghilangkan keinginan untuk selalu mengenyangkan perut, serta dapat membuat semangat untuk beribadah.

Sumber : muslimah.or.id

Minggu, 03 Maret 2013

PACARAN sama dengan ZINA




Seorang wanita berkata:

"Janganlah kau mengajakku mendekati zina (berpacaran)!!! Inilah hakikat PACARAN. Pria yang memacari wanita sebenarnya cintanya tidak tulus yang ada hanyalah nafsu dan hasrat pribadi. BUKTINYA dia tidak peduli jika wanita yang dipacarinya celaka dan masuk neraka bahkan dirinya pun terancam hal yang sama, asalkan dirinya bisa bersenang – senang dengan wanita tersebut. Jadi sudah jelas cintanya itu palsu dan hanya nafsu saja. Dia hanyalah seorang pria PENGECUT bila tak ingin disebut penjahat. Pengecut yang berani berbuat dan tak berani bertanggung jawab".
Kehidupan seorang muslim atau muslimah tanpa pacaran adalah hambar, begitulah kata mereka. Kalau dikatakan nggak usah kamu pacaran maka serentak ia akan mengatakan "Lha kalo nggak pacaran, gimana kita bisa ngenal calon pendamping kita?". kalo dikatakan pacaran itu haram akan dikatakan, "pacaran yang gimana dulu.". Beginilah keadaan kaum muda sekarang, racun syubhat, dan racun membela hawa nafsu sudah menjadi sebuah hakim? akan hukum halal-haram, boleh dan tidak. Tragis memang kondisi kita ini, terutama yang muslimah. Mereka para muslimah kebanyakan berlomba-lomba untuk mendapatkan sang pacar atau sang kekasih, apa sebabnya, "Aku takut nggak dapat jodoh". Muslimah banyak ketakutannya tentang calon pendamping, karena mereka tahu bahwa perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1 : 5. Tapi apakah jalan pacaran sebagai penyelesaian ? Jawabnya Tidak. Bagaimana bisa, kita ikuti selengkapnya pembahasan ini sebagai berikut, (diambil dari buku Pacaran dalam Kacamata Islam karya Abdurrahman al-Mukaffi)

Dikatakan beliau bahwa? pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal dan serasi bagi masing-masing pihak. Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini tidak lebiih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan

Hal ini tercermin dari anggapan mereka bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat-sifat sebagai berikut :
 
Mereka merasa beruntung sekali jika selalu dapat berduaan, dan berpisah dalam waktu pendek saja tidak tahan rasanya. Dan keduanya merasa satu sama lain saling memerlukan.

Mereka merasa cocok satu sama lainnya. Karena segala permasalahan yang sedang dihadapi dan dirasakan menjadi masalah yang perlu dicari pemecahannya bersama. Hal ini dimungkinkan karena mereka satu dengan lainnya merasa dapat mencapai saling pengertian dalam seluruh aspek kehidupannya. 
 
Mereka satu sama lain senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk menuruti kemauan sang kekasih. Hal ini dimungkinkan karena perasaan cinta yang telah tumbuh secra sempurna dengan pertautan yang kuat.

Tapi tanpa disadari, pacaran itu sendiri telah melambungkan perasaan cinta maki tinggi. Di sisi lain pacaran menjurus pada hubungan intim yang merusak cinta, melemahkan dan meruntuhkannya. Karena pada hakekatnya hubungan intim dalam pacaran adalah tujuan yang hendak dicapai dalam pacaran. Oleh karena itu orang yang pacaran selalu mendambakan kesyahduan. Dengan tercapainya tujuan tersebut kemungkinan tuntutannya pun mereda dan gejolak cintanya melemah. Hingga kebencian menghantui si bunga yang telah layu, karena si kumbang belang telah menghisap kehormatan secara haram.
mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah? membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.

Rasulullah bersabda,

"Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya".

kan pacarannya cuman lewat telfon pak ?
itu pacaran hanya sekedar status yg membedakan ?

mau lewat telfon, mau lewat pesawat, mau lewat internet, mau lewat jendela, sama saja Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah? membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Wallahu Aa'lam,,,

Semoga Allah menjauhi kita dari Fitnah tersebut,, Aamiin,,, 

Sumber : https://www.facebook.com/mutiara.najwa.71

Selasa, 26 Februari 2013

Kisah Penderitaan khabab bin Al-Arat ra



Khabab bin al-Arat ra. adalah seorang sahabat yang tubuhnya dipenuhi keberkahan, karena berbagai ujian dan penderitaan di jalan Allah yang telah ia alami. pada masa awalislam, ia masuk Islam ketika baru lima hingga enam orang yang telah menerima Islam, sehingga Cukup lama ia bergelut dalam penderitaan. ia pernah dipakaikan baju besi, lalu dibaringkan di bawah terik matahari yang sangat panas. keringat bercucuran dari tubuhnya. Begitu lama ia disiksa di bawah terik matahari, sehingga daging punggungnya mengelupas karena panas. Ia adalah hamba sahaya milik seorang wanita. Ketika tuannya mengetahui bahwa ia sering menjumpai Nabi saw., maka ia menghukumnya dengan menusukkan batang besi panas ke kepala Khabab ra..

Pada masa khalifah Umar bin Khattab ra., ia meminta Khabab menceritakan kembali, bagaimana penderitaannya dahulu pada awal Islam. Jawabnya, "Lihatlah punggunku ini !" Umar ra. pun melihat punggungnya. Begitu melihatnya, ia berkata, "Belum pernah kulihat punggung seperti ini." Khabab ra. meneruskan, "Aku diseret di atas timbunan bara api yang menyala, sampai lemak dan darah yang mengalir dari punggungku memadamkan apinya."

Setelah Islam jaya dan pintu-pintu kemenangan telah banyak diraih, khabab ra. menangis, "Jangan-jangan Allah telah membalas penderitaan kita. aku khawatir ini hanya di dunia. "khabbab ra. bercerita, "suatu ketika, Nabi saw.shalat lama sekali, tidak seperti biasa. Lalu ada seorang sahabat bertanya kepada beliau tentang shalatnya itu. jawab nabi saw., "ini adalah shalat yang penuh harap dan takut". telah aku ajukan tiga permintaan kepada Allah. Dua telah di kabulkan, dan satunya di tolak . aku memohon agar umatku tidak dimusnahkan karena kelaparan, doa ini di kabulkan. kedua, aku meminta agar umatku tidak dikuasai oleh musuh yang akan menghancurkannya sama sekali, dan doa dan doa ini pun di kabulkan-Nya. yang ketiga, aku meminta agar jangan ada pertikaian antara umatku, tapi doa ini tidak di kabulkan-Nya." 

Khabbab wafat pada usia 37 tahun. ia adalah sahabat yang pertama kali dikuburkan di kufah. setelah wafatnya, Ali ra. pernah melewati kuburnya dan ia berkata, " semoga Allah merahmati khabbab. dengan semangatnya ia telah memeluk Islam, dan ia rela menghabiskan waktunya untuk hijrah, jihad, dan menerima segala penderitaan serta musibah. penuh berkahla orang yang selalu mengingat hari kiamat, dan selalu bersiap-siap menerima kitab amalnya pada hari hisab, dan ia jalani kehidupan ini dengan menerima apa adanya, dan ia membuat ridha Tuhannya." 

Faedah :

Sebenarnya, hanya ridha ilahi-lah yang menjadi tujuan utama para sahabat ra..semuanya dilakuakan semata-mata untuk mendapat ridha-Nya.

Di kutip dari Buku : "Kitap Ta'lim FADHAIL AM'ALSyekhul Hadits Maulana MUHAMMAD ZAKARIYYA AL - KANDHALAWI".  

Penerbit : Pustaka Nabawi

Kisah Kesyahidan Sumayyah ummu Amar ra



Sumayyah binti Khayyat ra. adalah ibu Amar ra., Ia seorang wanita yang sangat banyak menanggung penderitaan demi islam, sebagaimana Amar dan suaminya, Yasir ra.. karena cintanya terhadap Islam telah merusak ke dalam hatinya, hal itu tidak mempengaruhi keimanannya sedikit pun. ketika matahari bersinar sangat panas, mereka dibaringkan di atas kerikil-kerikil panas dengan dikenakan baju besi di tubuhnya. kadangkala mereka diberdirikan di tempat yang sangat panas, hingga tambah tersiksa. Apabila Nabi saw. melewati mereka, beliau memberi semangat agar bersabar dan mengabarkan janji surga kepada mereka.

Suatu ketika, ketika sumayyah ra. sedang berdiri, lewatlah abu Jahal di depannya. lalu keluarlah caci maki dari mulut Sumayyah ra. terhadap abu Jahal, sehingga Abu Jahal marah. Abu Jahal langsung menusukkan tombaknya di kemaluan Sumayyah ra.. akhirnya, dengan luka itu ia mati syahid. inilah syahid yang pertama kali demi Islam. (Asadul Ghobah).

Faedah :
Wanita yang sabar dan besemangat seperti inilah yang harus ditiru. demikianlah, apabila hati seseorang itu sudah terlalu mencintai sesuatu, maka setiap hal yang berkenaan dengannya akan dianggap mudah. Hari ini pun puluhan kisah cinta sering kita degar, hingga jiwa dikorbankan. Namun, jika pengorbanan jiwa dikorbankan di jalan Allah demi agama, inilah yang menjadi sebab kebahagiaan dalam kehidupan lain yang dimulai bersama kematian. dan jika bertujuan untuk mencari keduniaan, maka dunia itu akan musnah, dan di akherat ia akan memperoleh kehancuran.

                                     Di kutip dari Buku : "Kitap Ta'lim FADHAIL AM'ALSyekhul Hadits Maulana MUHAMMAD ZAKARIYYA AL - KANDHALAWI".

 Penerbit : Pustaka Nabawi

Senin, 25 Februari 2013

Belajar Sholat Wajib Dan Sholat Sunnah Yang Khusyu

 
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. QS. al-Mu’minun (23) : 1 (Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. QS. al-Mu’minun (23) : 2
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bacalah al-Qur’an setiap hari 1 juz.
Kalau tidak mampu, bacalah separuh juz.
Kalau tak mampu, bacalah sekedar sehelai atau satu muka surat.
Kalau tak mampu, berusahalah dengan satu ayat.

Kalau tak mampu juga, cukuplah hanya dengan memandang al-Quran dan tanyalah kepada diri sendiri "Ya Allah, apakah dosaku sehingga aku tidak dapat membaca ayat Mu?"

Astagfirullah ...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*Sifat-Sifat ‘Ibadurrahman…(1)
berseri insyaAllah

1. Tawadhdhu’ (rendah hati).

Allah berfirman,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأَرْضِ هَوْنًا

“Dan hamba-hamba Robb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati.” {QS.Al-Furqon:63}

Maknanya mereka berjalan di atas muka bumi ini dengan tenang, sopan tidak angkuh atau sombong, namun merekalah orang-orang yang khusyu’ kepada Allah, rendah hati kepada manusia. Dan sungguh Allah telah memerintahkan NabiNya yang mulia untuk berlaku tawadhdhu’. Allah berfirman,

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan merendahlah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” {QS.Al-Hijr:88}

Dan Allah juga melarang NabiNya dari berlaku angkuh dan sombong. Allah berfirman,

وَلاَ تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولاً

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS.Al-Isro’:37}

Karenanya, Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam adalah pemimpin dari orang-orang yang tawadhdhu’ dengan segala ketinggian dan kedudukan beliau, meski beliau adalah seorang Nabi. Suatu ketika, seorang budak wanita (yang masih kecil) di madinah mengambil tangan beliau dan pergi untuk menyelesaikan urusannya, dan mereka tidak kembali kecuali setelah urusannya selesai.

Dan di antara contoh sifat tawadhdhu’ beliau, beliau sangat benci bila ada sahabatnya yang berdiri karena untuk menyambut datangnya beliau. Sahabat Anas rodhiyallaahu ‘anhu menceritakan,
“Tidak ada seorang pun yang dicintai oleh para sahabat Rosulullaah melebihi cintanya kepada Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam. Meski demikian, mereka enggan untuk berdiri menyambut kedatangan Rosulullaah karena mereka mengetahui bahwa Rosulullaah membenci perbuatan tersebut.”

Rosulullaah sangat mendorong para sahabatnya untuk selalu berlaku tawadhdhu’, dan mewanti-wanti mereka dari berbuat angkuh dan sombong. Beliau mengatakan,
“Barangsiapa tawadhdhu’ karena Allah maka Allah akan mengangkat derajatnya.” {HR.Thobroni,8/172}

Beliau juga bersabda,

“Tidaklah masuk surga seorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan (meski hanya) seberat biji sawi.” {HR.Muslim,1/93}

Maka hendaklah kita bersemangat untuk selalu bersikap rendah hati kepada sesama kita, terlebih-lebih lagi kepada kedua orang tua kita, guru-guru kita, dan kepada sesame manusia. Maka barangsiapa yang tawadhdhu’ terhadap manusia maka ia akan ditinggikan oleh Robbnya manusia.

{Dikutip dari Majalah Al-Furqon edisi 134. “Karakteristik Ibadurrahman”, Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azhim Badawi Al-Kholafi, Diringkas dari muhadhoroh beliau di masjid STAI Ali bin Abi Tholib, Surabaya, diterjemah oleh Al-Ustadz Abu Faiz.}
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[‘Ibaadurrahmaan..]
oleh; Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azhim Badawi Al-Kholafi hafizhohullaahu ta’ala.

‘Ibaadurrahmaan adalah hamba-hamba pilihan Allah ‘Azza wajalla. Merekalah orang-orang yang diberi kecerdasan karena mereka memahami hakikat hidup, bahwa dunia ini adalah kampung sementara, adapun akherat adalah kampung yang kekal dan abadi. Karenanya, mereka mewujudkan hakekat ‘ubudiyyah (penghambaan) kepada Allah ‘Azza wajalla dengan sebenarnya. Dahulu dikatakan ;

“Sungguh Allah memiliki hamba-hamba yang cerdas..
Mereka membuang dunia karena khawatir dari fitnahnya..

Mereka berjalan di atasnya, namun setelah mereka tahu..
Bahwa ia (dunia) bukanlah tempat tinggal sesungguhnya..

Mereka hanya jadikan dunia sebagai lautan..
Dan mereka jadikan amal sholeh sebagai kapal (menuju akherat)..”

Merekalah orang-orang pilihan yang Allah muliakan, dan Allah tinggikan mereka dengan ubudiyyah (penghambaan) kepadaNya. Allah berfirman,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأَرْضِ هَوْنًا

“Dan hamba-hamba Robb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati…” {QS.Al-Furqon:63}

Allah menyandarkan عِبَادُ (hamba) kepada namaNya الرَّحْمَنِ , maka penyandaran seperti ini dalam literature bahasa arab bertujuan menunjukkan mulianya sesuatu tersebut. Artinya dalam konteks ini ialah menunjukkan mulianya para hamba tersebut, karena memang ubudiyyah (penghambaan) kepada Allah adalah kemuliaan yang paling mulia, dengannyalah Allah meninggikan NabiNya yang mulia pada kedudukanyang tinggi dengan kedudukan ubudiyyah (penghambaan) ini.

Kedudukan ubudiyyah (penghambaan) kepada Allah adalah kemuliaan yang paling mulia, karenanya Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam senang untuk dipanggil عَبْدُ اللَّهِ (hamba Allah). Beliau pernah mengatakan,

لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

“Janganlah kalian menyanjung-nyanjung diriku seperti yang dilakukan orang nashrani kepada Nabi Isa bin Maryam, karena aku adalah hamba (Allah) katakana saja aku adalah hamba Allah dan RosulNya.”

{Dikutip dari Majalah Al-Furqon edisi 134. “Karakteristik Ibadurrahman”, Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azhim Badawi Al-Kholafi, Diringkas dari muhadhoroh beliau di masjid STAI Ali bin Abi Tholib, Surabaya, diterjemah oleh Al-Ustadz Abu Faiz.}
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"92 cara mudah membiasakan anak sholat"....(9 & 10)

9. Bersungguh-sungguhlah dalam menyuruh anak-anak anda sholat dan jangan biarkan mereka sholat sesekali saja, tapi tekankan mereka untuk sholat.

10. Dahulukan masalah-masalah akherat atas masalah-masalah dunia dalam segala kondisi dan kesempatan, agar anak anda terbiasa bahwa tidak ada persaingan di antara keduanya. Menunaikan sholat pada waktunya lebih penting daripada melaksanakan tugas-tugas sekolah, mendapatkan satu roka'at itu lebih utama daripada bermain sepak bola, dan memelihara waktu-waktu sholat itu lebih penting daripada menjaga hubungan dengan teman, berbincang-bincang dengan teman melalui telepon atau menonton acara-acara televisi.

{Dikutip dari "92 thoriiqoh lita'wid auladika 'ala ash-sholah", Hana' binti 'Abdul 'Aziz Ash-Shunai', edisi terjemah; 92 cara mudah membiasakan anak shalat. darul haq.}