Seorang wanita berkata:
"Janganlah kau mengajakku mendekati zina (berpacaran)!!! Inilah hakikat PACARAN. Pria yang memacari wanita sebenarnya cintanya tidak tulus yang ada hanyalah nafsu dan hasrat pribadi. BUKTINYA dia tidak peduli jika wanita yang dipacarinya celaka dan masuk neraka bahkan dirinya pun terancam hal yang sama, asalkan dirinya bisa bersenang – senang dengan wanita tersebut. Jadi sudah jelas cintanya itu palsu dan hanya nafsu saja. Dia hanyalah seorang pria PENGECUT bila tak ingin disebut penjahat. Pengecut yang berani berbuat dan tak berani bertanggung jawab".
Kehidupan seorang muslim atau
muslimah tanpa pacaran adalah hambar, begitulah kata mereka. Kalau dikatakan
nggak usah kamu pacaran maka serentak ia akan mengatakan "Lha kalo nggak
pacaran, gimana kita bisa ngenal calon pendamping kita?". kalo dikatakan
pacaran itu haram akan dikatakan, "pacaran yang gimana dulu.".
Beginilah keadaan kaum muda sekarang, racun syubhat, dan racun membela hawa
nafsu sudah menjadi sebuah hakim? akan hukum halal-haram, boleh dan tidak.
Tragis memang kondisi kita ini, terutama yang muslimah. Mereka para muslimah
kebanyakan berlomba-lomba untuk mendapatkan sang pacar atau sang kekasih, apa
sebabnya, "Aku takut nggak dapat jodoh". Muslimah banyak ketakutannya
tentang calon pendamping, karena mereka tahu bahwa perbandingan laki-laki dan
perempuan adalah 1 : 5. Tapi apakah jalan pacaran sebagai penyelesaian ?
Jawabnya Tidak. Bagaimana bisa, kita ikuti selengkapnya pembahasan ini sebagai
berikut, (diambil dari buku Pacaran dalam Kacamata Islam karya Abdurrahman
al-Mukaffi)
Dikatakan beliau bahwa? pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal dan serasi bagi masing-masing pihak. Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini tidak lebiih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan
Hal ini tercermin dari anggapan mereka bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat-sifat sebagai berikut :
Dikatakan beliau bahwa? pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal dan serasi bagi masing-masing pihak. Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini tidak lebiih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan
Hal ini tercermin dari anggapan mereka bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat-sifat sebagai berikut :
Mereka merasa beruntung sekali jika selalu dapat berduaan, dan berpisah dalam waktu pendek saja tidak tahan rasanya. Dan keduanya merasa satu sama lain saling memerlukan.
Mereka merasa cocok satu sama lainnya. Karena segala permasalahan yang sedang dihadapi dan dirasakan menjadi masalah yang perlu dicari pemecahannya bersama. Hal ini dimungkinkan karena mereka satu dengan lainnya merasa dapat mencapai saling pengertian dalam seluruh aspek kehidupannya.
Mereka satu sama lain senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk menuruti kemauan sang kekasih. Hal ini dimungkinkan karena perasaan cinta yang telah tumbuh secra sempurna dengan pertautan yang kuat.
Tapi tanpa disadari, pacaran itu sendiri telah melambungkan perasaan cinta maki tinggi. Di sisi lain pacaran menjurus pada hubungan intim yang merusak cinta, melemahkan dan meruntuhkannya. Karena pada hakekatnya hubungan intim dalam pacaran adalah tujuan yang hendak dicapai dalam pacaran. Oleh karena itu orang yang pacaran selalu mendambakan kesyahduan. Dengan tercapainya tujuan tersebut kemungkinan tuntutannya pun mereda dan gejolak cintanya melemah. Hingga kebencian menghantui si bunga yang telah layu, karena si kumbang belang telah menghisap kehormatan secara haram.
mereka telah tersosialisasi
dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan
bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan,
bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan
bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala
bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal.
Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata
kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata,
telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib
dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan
muhrimnya, zinanya hati adalah? membayangkan dan menghayal, zinannya tangan
adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi
hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya
segala macam zina ini.
Rasulullah bersabda,
"Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya".
Rasulullah bersabda,
"Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya".
kan pacarannya cuman lewat telfon pak ?
itu pacaran hanya sekedar status yg membedakan ?
itu pacaran hanya sekedar status yg membedakan ?
mau lewat telfon, mau lewat
pesawat, mau lewat internet, mau lewat jendela, sama saja Zinanya mata adalah
berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah?
membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang
bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring
empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Wallahu Aa'lam,,,
0 komentar:
Posting Komentar